Rabu, 04 Juli 2012

Pendekatan Perencanaan Pariwisata


Melihat begitu kompleksnya aktivitas pariwisata, maka pengembangan pariwisata perlu direncanakan secara komprehensif, holistik dan integratif. Inskeep (1991) menyatakan bahwa dalam melakukan perencanaan pariwisata harus menggunakan suatu pendekatan  berikut ini:

a) Pendekatan yang berkesinambungan, incremental, dan fleksibel (Continuous, incremental, and flexible approach). Perencanaan pariwisata dipandang sebagai suatu proses yang berlangsung terus-menerus dengan dimungkinkan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan berdasarkan hasil monitoring dan umpan balik (feedback)  dalam kerangka pemeliharaan tujuan dasar dan kebijakan pengembangan pariwisata.

b) Pendekatan sistem (Systems approach). Pariwisata dipandang sebagai suatu sistem yang saling terkait dan harus direncanakan menggunakan teknik analisis sistem.

c) Pendekatan komprehensif (Comprehensive approach). Berkaitan dengan pendekatan sistem, seluruh aspek pengembangan pariwisata, termasuk unsur-unsur institusional, implikasi sosio-ekonomi dan lingkungan dianalisis dan direncanakan secara komprehensif. Karena itu pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan holistik.

d) Pendekatan yang terintegrasi (Integrated approach). Berkaitan dengan pendekatan sistem dan komprehensif, pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai suatu sistem terintegrasi, baik antar unsur di dalam sistem itu sendiri maupun dengan rencana dan pola-pola pembangunan secara keseluruhan.

e) Pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Environmental and sustainable development approach). Pariwisata direncanakan, dikembangkan, dan dikelola sedemikian rupa sehingga sumber daya alam (natural resources) dan budaya tidak habis atau menurun, tetapi terpelihara sebagai sumber daya yang hidup terus menjadi dasar permanen untuk penggunaan terus-menerus di masa depan. Analisis daya angkut/muat (carrying capacity analysis) merupakan suatu teknik yang penting digunakan dalam pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan ini.

Tempat Wisata Ziarah di Ambarawa, Mei 2012

      What is Education for Sustainable Development?

“Education for sustainable development enables people to develop the knowledge, values and skills to participate in decisions
about the way we do things individually and collectively, both locally and globally, that will improve the quality of life now
without damaging the planet for the future.”
(Panel for Education for Sustainable Development, 14 September 1998)
 


Telaga Warna Dieng, Mei 2012
 
f) Pendekatan komunitas (Community approach). Terdapat keterkaitan maksimum komunitas lokal dalam perencanaan dan pengambilan keputusan kepariwisataan dan, lebih jauh lagi, terdapat partisipasi maksimum komunitas dalam pengembangan dan manajemen pariwisata, serta keuntungan-keuntungan sosio-ekonominya.
                                                      
g) Pendekatan implementable (Implementable approach). Kebijakan, rencana dan rekomendasi pengembangan pariwisata diformulasikan menjadi realistik dan dapat diimplementasikan. Formulasi kebijakan dan rencana itu menggunakan teknik-teknik implementasi, yang mencakup strategi atau program aksi dan pengembangan.

h) Aplikasi proses perencanaan sistematik. Proses perencanaan sistematik diterapkan dalam perencanaan pariwisata berdasarkan pada urutan logik aktivitas-aktivitas (Inskeep, 1991:29). Pendekatan tersebut di atas diaplikasikan secara konseptual pada semua tingkat dan jenis perencanaan pariwisata. Tetapi bentuk spesifik aplikasinya, tentu saja, bervariasi tergantung pada jenis perencanaan yang diambil. Perencanaan pariwisata dipersiapkan pada berbagai tingkatan. Setiap tingkatan memfokuskan diri pada derajat kekhususan yang berbeda. Perencanaan tersebut hendaknya dipersiapkan dalam urutan dari yang umum ke yang spesifik, sebab tingkatan yang umum memberikan kerangka dan arahan untuk mempersiapkan rencana-rencana spesifik. Urutan tingkatan itu dimulai dari tingkat perencanaan internasional, perencanaan nasional, perencanaan regional/provinsial, perencanaan subregional/ provinsial, perencanaan daerah wisata, perencanaan fasilitas pariwisata, dan design fasilitas pariwisata.

                                                  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar